Sejak 4 dekade yang lalu, Astra telah berkomitmen dalam menjalankan kontribusi sosial Astra melalui 4 pilar, salah satunya adalah pilar kewirausahaan. Dalam menjalankan pilar kewirausahaan, Astra melalui yayasannya, yaitu Yayasan Dharma Bhakti Astra (YDBA) menjalankan program pembinaan UMKM di tanah air untuk menjadikan UMKM tersebut naik kelas, mandiri dan berkelanjutan.
Dalam rangka memperluas pembinaan UMKM di Indonesia, Astra melalui YDBA berkolaborasi dengan Universitas Katolik Parahyangan (UNPAR) untuk melakukan pembinaan UMKM, khususnya di bidang Kuliner dan Kerajinan. Sebanyak 25 UMKM UNPAR di Bandung akan mengawali program pembinaan kolaborasi ini.
Peresmian kolaborasi pembinaan sendiri diselenggarakan YDBA bersama UNPAR di Bandung pada 25 Maret 2024. Hadir dalam peresmian tersebut, yaitu Ketua Pengurus YDBA, Sigit P. Kumala; Sekretaris Pengurus YDBA, Ema Poedjiwati Prasetio; Advisor YDBA, Tonny Sumartono; Wakil Rektor Bidang Kerjasama, Alumni, Inovasi, dan Bisnis UNPAR, Ir. Catharina Badra Nawangpalupi, Ph.D. ; Kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat UNPAR, Prof. J. Dharma Lesmana; Ketua Pusat Studi Multidisiplin Center of Excellence in Small and Medium Enterprise Development (CoE SMED) UNPAR, Dr. Margaretha Banowati Talim, Dra., M.Si., dan Direktur Urusan Internasional Kerja Sama dan Alumni UNPAR, Bapak Reinard Primulando Ph.D.
Peresmian secara simbolis dilakukan dengan penandatangan perjanjian kerjasama pembinaan UMKM antara YDBA dan UNPAR, dilanjutkan dengan penandatanganan komitmen pembinaan UMKM oleh perwakilan UMKM UNPAR bidang kuliner dan kerajinan.
Sebelumnya, YDBA telah rutin berkomunikasi dengan UNPAR terkait rencana kolaborasi dalam pembinaan UMKM. Sebagai langkah awal kolaborasi, YDBA bersama UNPAR telah menyelenggarakan beberapa kegiatan, seperti UMKM Expo yang diselenggarakan UNPAR dan menghadirkan UMKM binaan YDBA, Pelatihan Basic Mentality di Jakarta yang diselenggarakan YDBA dan diikuti UMKM UNPAR dan keikutsertaan UMKM UNPAR di Booth YDBA dalam Inacraft 2024.
Ketua Pengurus YDBA, menyambut positif program kolaborasi yang dilakukan YDBA bersama UNPAR. Dalam sambutannya, Sigit menyampaikan bahwa pembinaan UMKM akan dilakukan melalui berbagai program, antara lain pelatihan, pendampingan dan fasilitasi pemasaran.
Sigit berharap kolaborasi tersebut dapat memberikan manfaat dan dapat diikuti oleh UMKM dengan sungguh-sungguh serta bisa mendukung kemajuan usahanya masing-masing.
Sigit juga menambahkan, YDBA membuka pintu untuk memperluas kolaborasi dengan UNPAR melalui program lainnya yang melibatkan para mahasiswa UNPAR, baik dalam program pemagangan maupun perkuatan kompetensi mengenai enterpreneurship yang sejalan dengan minat Rektor UNPAR saat bertemu YDBA pada Februari 2024 lalu.
Wakil Rektor Bidang Kerjasama, Alumni, Inovasi, dan Bisnis UNPAR Ir. Catharina Badra Nawangpalupi, Ph.D menuturkan, kolaborasi bersama YDBA untuk pengembangan UMKM binaan yang kali ini menyasar UMKM berbasis kuliner dan kerajinan sangat potensial. Tak hanya mendampingi secara umum, UMKM juga nantinya akan mendapatkan berbagai benefit melalui pelatihan disediakan YDBA melalui Lembaga Pengembangan Bisnis (LBP) Bandung nantinya.
“Kerja sama ini sangat menarik dan potensial. Kami dari UNPAR sangat bergembira, karena pendampingan dan pelatihan yang diberikan bukan hanya bersifat umum, tetapi 9 bulan lamanya betul-betul mendampingi dan melatih.
Tak hanya kemampuan teknis dan manajerial, tetapi mentalitas juga dilatih sejak awal,” tuturnya. Catharina juga menyampaikan apresiasinya atas kolaborasi yang terjalin bersama YDBA. Dia pun berharap, kerja sama ini membuka peluang kerja sama lainnya, khususnya untuk memajukan sektor UMKM.
“Kami sangat mengapresiasi karena YDBA akhirnya bekerja sama dengan UNPAR. Walau sebenarnya kita sudah punya bentuk kerja sama secara informal yang cukup lama, namun momentum hari ini berupa penandatanganan PKS benar-benar menunjukkan komitmen dari kedua belah pihak,” ujarnya.
Sekilas Tentang YDBA
YDBA merupakan yayasan yang didirikan oleh pendiri Astra, William Soeryadjaya pada 1980 dengan filosofi ‘Berikan Kail Bukan Ikan’. YDBA didirikan sebagai komitmen Astra untuk berperan serta aktif dalam membangun bangsa, seperti yang diamanatkan dalam butir pertama filosofi Astra, Catur Dharma, yaitu “Menjadi Milik yang bermanfaat bagi Bangsa dan Negara”.
Sejalan dengan cita-cita Astra untuk Sejahtera Bersama Bangsa, YDBA juga terus berupaya mengembangkan UMKM di Indonesia agar naik kelas, mandiri dan dapat bersaing baik di pasar nasional maupun global. Sehingga berdampak pada peningkatan ekonomi UMKM yang juga turut menciptakan lapangan pekerjaan.
YDBA menjalankan program tanggung jawab sosial Astra dengan fokus pada pembinaan UMKM yang meliputi UMKM manufaktur, baik terkait value chain bisnis Astra, maupun yang tidak terkait, bengkel umum roda empat dan roda dua, kerajinan & kuliner serta pertanian. Berlandaskan Operating Values-nya, yaitu Compassionate, Adaptive, Responsible dan Excellent, YDBA memberikan pelatihan dan pendampingan kepada UMKM untuk naik kelas dan mencapai kemandiriannya.
Pelatihan akan lebih efektif, jika dilengkapi pendampingan di lapangan melalui 15 cabang YDBA yang disebut dengan Lembaga Pengembangan Bisnis (LPB) yang berkolaborasi dengan berbagai pihak. Keenam belas LPB YDBA tersebar di Cakung, Jakarta Timur; Banyuwangi, Jawa Timur; Yogyakarta, DIY; Solo, Tegal, Banyumas, Jawa Tengah; Tarikolot dan Puncak Dua, Jawa Barat; Lebak, Banten; Sangatta, Paser, Bontang, Kalimantan Timur, Manggarai Barat & Manggarai Timur NTT serta Buhut, Barito Utara Kalimantan Tengah.
Hingga Desember 2023, YDBA telah memberikan pembinaan kepada 13.082 UMKM di bidang Manufaktur, Bengkel, Kerajinan & Kuliner serta Pertanian. YDBA secara tidak langsung juga telah menciptakan 74.146 lapangan pekerjaan melalui UMKM yang difasilitasinya.
Sekilas Tentang UNPAR
UNPAR merupakan salah satu dari beberapa perguruan tinggi paling awal di Indonesia. Faktanya UNPAR juga merupakan perguruan tinggi Katolik pertama di Indonesia serta perguruan tinggi swasta pertama di Jawa Barat. UNPAR telah didirikan sejak tahun 1955, tepatnya di tanggal 17 Januari 1955.
Memiliki status “Unggul”. Cermin utama mutu sebuah perguruan tinggi adalah reputasi alumninya. Alumni UNPAR berkarya di berbagai perusahaan swasta, perusahaan BUMN, berwirausaha, bekerja mandiri secara profesional, namun juga berkarya di lingkungan pemerintahan, pendidikan, maupun lembaga non profit, di dalam maupun di luar negeri.
Sejak dahulu masyarakat secara umum mengakui mutu alumni UNPAR, yang dinilai cakap dalam bekerja, rajin, tekun, mempunyai sikap dan perilaku yang baik, jujur, setia dalam berelasi, dapat dipercaya dan dapat diandalkan. Survey yang dilakukan oleh Pusat Data dan Analisis Tempo (PDAT) tahun 2010 memperlihatkan bahwa di benak masyarakat, UNPAR berada di antara sedikit perguruan tinggi swasta papan atas di Indonesia.
UNPAR didirikan sebagai ungkapan kepedulian Pendiri kepada masyarakat Indonesia yang pada waktu itu baru merdeka dari kolonialisme. Bersama dengan semua yang berkehendak baik, UNPAR turut serta mencerdaskan bangsa demi mengangkat martabat manusia dan masyarakat ke taraf yang lebih luhur. Kepedulian ini dinyatakan dalam sesanti UNPAR Bakuning Hyang Mrih Guna Santyaya Bhakti. Hingga kini UNPAR terus berupaya mewujudkan kepedulian sosial ini dalam berbagai bentuk program dan kegiatan. Diharapkan, sivitas akademika UNPAR menjadi agen perubahan sosial menuju masyarakat yang lebih baik.