Jakarta, 19 September 2024 – Pada ajang Indonesia International Geothermal Convention & Exhibition (IIGCE) 2024, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengunjungi paviliun PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGE), Rabu (18/9). Didampingi Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Bahlil Lahadalia, Menteri BUMN Erick Thohir, Menteri ATR/BPN Agus Yudhoyono, Kapolri Listyo Sigit Prabowo, Direktur Jenderal EBTKE Eniya Listiani Dewi, dan Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati, Presiden Jokowi mendengarkan langsung berbagai inisiatif PGE dalam optimalisasi teknologi guna memaksimalkan potensi panas bumi Indonesia.
Direktur Utama PGE Julfi Hadi yang menyambut kunjungan Presiden Jokowi memaparkan sejumlah langkah strategis untuk mempercepat pengembangan energi panas bumi di Indonesia. Kepada Presiden, Julfi Hadi menyampaikan bahwa PGE mengelola sumber daya panas bumi yang besar yang diimbangi dengan kapasitas mumpuni untuk membuka potensi panas bumi Indonesia.
PGE juga telah melakukan berbagai inisiatif yang mencakup peningkatan nilai komersial proyek, pengurangan biaya pengembangan, peningkatan kapasitas produksi, serta pengembangan teknologi inovatif seperti perangkat Flow2Max®️ untuk mengukur fluida dua fasa panas bumi yang dipamerkan di ajang ICGE 2024.
“PGE berkomitmen untuk mencapai target kapasitas terpasang 1 GW dalam 2-3 tahun ke depan dan berencana untuk menciptakan ekosistem ideal untuk pengembangan panas bumi di Indonesia. Dengan inovasi dan adopsi teknologi yang kami terapkan, kami mampu meningkatkan efisiensi operasi dan memaksimalkan output dari setiap sumur panas bumi yang dikelola perusahaan”, ujar Julfi Hadi dalam paparan kepada Presiden Jokowi.
Pada kesempatan yang sama, salah satu perwira PGE, Mohamad Husni Mubarok, PhD, penemu Flow2Max®️, memberikan pemaparan kepada Presiden Jokowi bahwa alat temuannya itu dirancang untuk mengatasi tantangan utama dalam pengelolaan reservoir panas bumi, yaitu belum tersedianya alat ukur fluida dua fasa panas bumi yang andal dan akurat. Kemampuan pengukuran kinerja sumur panas bumi secara akurat dan waktu nyata (real time) yang diberikan Flow2Max®️ memungkinkan pengembang panas bumi melakukan efisiensi dan optimalisasi operasi serta memaksimalkan produksi energi.
“Flow2Max®️ yang telah dipatenkan di enam negara ini adalah terobosan teknologi pertama di dunia yang meningkatkan efisiensi operasional proyek panas bumi dan membuka jalan bagi masa depan energi panas bumi berkelanjutan di Indonesia dan dunia”, kata Husni.
Dalam diskusi panel sesi pleno IIGCE 2024 bertajuk Making Geothermal The Energy of Today: Best Practices and Breakthroughs pada Kamis (19/9), Direktur Operasi PGE Ahmad Yani menekankan bahwa adopsi teknologi terbaru adalah kunci untuk meningkatkan efisiensi yang berujung pada pengurangan biaya pengembangan dan operasi panas bumi. Selain Flow2Max,® PGE saat ini juga memanfaatkan teknologi organic rankine cycle (ORC) untuk optimalisasi pembangkit listrik panas bumi melalui proyek co-generation.
“Teknologi tidak hanya meningkatkan efisiensi operasional tetapi juga berkontribusi pada penggunaan sumber daya panas bumi yang lebih berkelanjutan dan efektif. Kami sangat antusias dengan potensi teknologi yang kami miliki untuk mentransformasi dan meningkatkan kinerja proyek-proyek panas bumi.” ujar Ahmad Yani dalam paparannya.
Adopsi teknologi baru merupakan salah satu strategi yang ditawarkan PGE untuk menurunkan biaya pengembangan sehingga proyek panas bumi menjadi lebih menarik bagi investor. Strategi lain adalah pembaruan model bisnis dan diversifikasi bisnis bumi untuk menghasilkan produk di luar ketenagalistrikan seperti green hydrogen, green ammonia, dan silika.
Selain teknologi, terobosan lain yang dijalankan PGE adalah membangun portofolio bisnis melalui integrasi vertikal sektor panas bumi, terutama di sektor manufaktur. Bersama sejumlah mitra di dalam negeri, PGE sedang menjajaki peluang untuk manufaktur komponen utama pembangkit listrik panas bumi seperti heat exchanger dan kondensor.
“Dengan menggenggam kemampuan produksi komponen dalam negeri serta ekspansi ke bisnis baru di luar ketenagalistrikan, PGE tak hanya memperkuat kepemimpinanya di sektor panas bumi tetapi juga meletakkan pondasi untuk menjadi geothermal center of excellence di tingkat global,” tutup Ahmad Yani.
***
Tentang PT Pertamina Geothermal Energy Tbk.
PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGE) (IDX: PGEO) merupakan bagian dari Subholding Power & New Renewable Energy (PNRE) PT Pertamina (Persero) yang bergerak di bidang eksplorasi, eksploitasi, dan produksi panas bumi. Saat ini PGE mengelola 15 Wilayah Kerja Panas Bumi dengan kapasitas terpasang sebesar 1.877,5 MW, terbagi 672,5 MW yang dioperasikan dan dikelola langsung oleh PGE dan 1.205 MW dikelola dengan skema Kontrak Operasi Bersama. Kapasitas terpasang panas bumi di wilayah kerja PGE berkontribusi sekitar 80% dari total kapasitas terpasang panas bumi di Indonesia, dengan potensi pengurangan emisi CO2 sebesar sekitar 9,7 juta ton CO2 per tahun.
Sebagai world class green energy company, PGE ingin menciptakan nilai dengan memaksimalkan pengelolaan end-to-end potensi panas bumi beserta produk turunannya serta berpartisipasi dalam agenda dekarbonasi nasional dan global untuk menunjang Indonesia net zero emission 2060. PGE memiliki kredensial ESG yang sangat baik dengan 16 penghargaan PROPER Emas sejak 2011 sampai 2023 dalam penghargaan kepatuhan lingkungan tertinggi dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Peringkat & Keterlibatan ESG.