Indonesia telah menerapkan berbagai pendekatan untuk memperkenalkan warisan budaya ke dunia, salah satunya diplomasi budaya melalui prangko.
Menteri Komunikasi dan Digital Meutya Hafid menyatakan prangko merupakan salah satu media untuk menyampaikan pesan tentang identitas dan budaya Indonesia ke kancah global.
“Prangko tidak hanya menjadi alat promosi, tetapi juga sarana untuk menyampaikan informasi tentang identitas nasional, nilai budaya, dan kekayaan alam,” ujarnya dalam World Public Relations Forum 2024 di Hotel Merusaka Nusa Dua, Kabupaten Badung, Provinsi Bali, Rabu (20/11/2024).
Dalam berbagai momentum, Pemerintah menerbitkan prangko seri khusus prangko sebagai bentuk diplomasi budaya Indonesia kepada komunitas internasional, salah satunya Prangko Seri Borobudur Glitch.
Bahkan, Pemerintah juga memanfaatkan teknologi dan media sosial untuk mengkurasi dan menyebarluaskan konten budaya.
“Indonesia berupaya memanfaatkan teknologi digital dan media sosial untuk memperkuat citra Indonesia di mata dunia. Salah satunya adalah dengan teknologi kecerdasan buatan atau AI untuk mengkurasi beragam konten budaya, seperti seni, musik, dan tradisi Indonesia, melalui platform yang dipersonalisasi,” jelas Meutya Hafid.
Menkomdigi mengajak semua pihak bekerja sama dalam mengelola narasi positif melalui diplomasi budaya dengan memanfaatkan media.
“Melalui kekuatan diplomasi budaya diharapkan terbentuk rasa saling pengertian, menghormati keberagaman, dan menghargai warisan budaya setiap bangsa,” ungkapnya.
World Public Relations Forum 2024 dihadiri oleh perwakilan Katadata, Perhumas, dan Global Alliance selaku penyelenggara World Public Relations Forum (WPRF) 2024.