Pemerintah terus berupaya meningkatkan sumber-sumber energi baru dan terbarukan (EBT) yang terbukti ramah lingkungan, termasuk pemanfaatan permukaan air di danau dan di laut tenang sebagai lahan untuk pemasangan solar photovoltaic (PV). Pengembangan PLTS Terapung diprioritaskan pada PLTS Terapung dengan potensi kapasitas diatas 10 MW dengan mempertimbangkan kelayakan finansial.
“Indonesia memiliki potensi EBT besar, tersebar, dan beragam, untuk mendukung ketahanan energi nasional dan pencapaian target bauran EBT,”kata Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif saat Temu Media Jumat (2/7) lalu di Gedung Ibnu Sutowo Direktorat Jenderal Migas.
Berdasarkan ada yang ada, Indonesia mempunyai sumber EBT yang besar yang terpetakan dari mulai Sumatera, Kalimantan, Sulawesi hinga ke Papua. Kita mempunyai sumber EBT hampir sekitar 4 Tera Watt (TW) dengan potensi terbesar energi surya yakni sekitar itu 3.294 GW. Energi surya itu memang paling besar karena itu diharapkan pemanfaatannya bukan hanya darat tetapi juga floating photovoltaic (PV).
Kementerian Energi ESDM saat ini sedang melakukan penjajakan dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia (PUPR) yang banyak memiliki waduk untuk memanfaatkan permukaan air waduk sebagai tempat pemasangan solar PV. “Dengan pemanfaatan floating PV pada beberapa bendungan yang sudah dibangun PUPR kita sudah bisa mengakselerasi tambahan 14 GW lagi, kita sudah membuat prioritas waduk dan danau mana saja yang dapat dimanfaatkan termasuk Danau Singkarak dan Saguling,” ujar Arifin.
Potensi energi yang akan didapatkan dari pemanfataan permukaan air di danau dan waduk diperkirakan sebesar 14 MW tersebut tersebar di 259 lokasi diseluruh Indonesia. Ada 3 proyek yang masuk dalam Rencana Pembangkitan (RUPTL) PLN 2021-2030, Danau Singkarak (90 MW) di Sumatera Barat yang sudah masuk tahap Power Purchase Agreement (PPA), Waduk Saguling (60 MW) di Jawa Barat juga sudah PPA dan di Danau Lampung (100 MW) di Lampung yang masih dalam tahap perencanaan. (SF)