Jakarta, 5 September 2024 – Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia memperkuat kolaborasi antara pemerintah pusat, daerah, dan dunia usaha melalui keterlibatannya dalam orientasi bagi Anggota DPRD Provinsi Tahun 2024 yang diselenggarakan oleh Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri). Dihadiri oleh anggota DPRD Provinsi dari seluruh Indonesia, kegiatan ini bertujuan untuk memperkuat pemahaman kebijakan ekonomi dan menciptakan sinergi antara pemerintah pusat dan daerah guna menghadapi tantangan global yang semakin kompleks.
Ketua Umum Kadin Indonesia, Arsjad Rasjid dalam sambutannya menekankan bahwa tanpa keselarasan dan kolaborasi yang kuat, upaya untuk meningkatkan ekonomi nasional tidak akan optimal. Diperlukan strategi yang terpadu dan terkoordinasi untuk menghadapi tantangan global yang semakin kompleks. Menurut Arsjad, keterlibatan Kadin dalam orientasi DPRD Provinsi ini bukan hanya upaya normatif, tetapi langkah strategis untuk memperkuat kolaborasi antara pemerintah dan dunia usaha. Melalui pemaparan Whitepaper “Usulan Strategi/Arah Pembangunan Bidang Ekonomi 2024-2029” kepada peserta orientasi, Kadin berupaya menciptakan sinergi yang lebih kuat di semua lapisan pemerintahan.
“Inisiatif Kadin dalam orientasi ini adalah langkah penting untuk memastikan keselarasan atau alignment antara seluruh komponen pemerintah baik eksekutif, legislatif, hingga yudikatif, serta memperkuat sinergi antara pemerintah dan dunia usaha di semua tingkatan. Hal ini penting untuk mendukung pemerintah dalam mencapai target pertumbuhan ekonomi 8% yang telah ditetapkan oleh Presiden dan Wakil Presiden terpilih, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka, sebagai bagian dari visi besar Indonesia Emas 2045,” tegas Arsjad.
Whitepaper “Usulan Strategi/Arah Pembangunan Bidang Ekonomi 2024-2029” dirancang untuk mengarahkan pembangunan ekonomi Indonesia selama lima tahun ke depan dengan fokus pada empat area utama, antara lain Ketahanan Nasional yang mencakup pangan, energi, dan air; Peningkatan Kesejahteraan melalui pengembangan sektor-sektor ekonomi yang memiliki potensi pertumbuhan tinggi; Pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) yang Inklusif untuk memastikan seluruh lapisan masyarakat mendapatkan manfaat dari pembangunan; serta Pembangunan Berkelanjutan yang mengedepankan keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi dan pelestarian lingkungan. Selain itu, dokumen ini akan menguraikan strategi pengembangan sektor-sektor seperti manufaktur, pariwisata, dan ekonomi digital, yang dianggap memiliki potensi besar untuk mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.
“Dengan pendekatan ini, Kadin Indonesia siap memfasilitasi dan mendorong terciptanya keselarasan dan kolaborasi yang lebih kuat antara pemerintah dan dunia usaha. Untuk itu, saya mengajak semua pihak untuk bergotong royong mewujudkan masa depan ekonomi Indonesia yang lebih kuat, inklusif, dan berkelanjutan,” pungkas Arsjad.
Senada dengan Arsjad, Ekonom Senior sekaligus Wakil Kepala Badan Moneter Kadin Indonesia, Dr. Aviliani, mengungkapkan pertumbuhan ekonomi 8% yang diusung pemerintahan mendatang mungkin saja dapat tercapai. “Indonesia pernah mencapai pertumbuhan ekonomi 8% sebanyak 5x sejak tahun 1965, yaitu ketika periode 1968, 1973, 1977, 1979, dan 1995. Maka, pertumbuhan ekonomi 8% sangat mungkin dengan kekuatan utama Indonesia sebagai negara dengan beragam sumber daya alam, termasuk SDA yang baru dan terbarukan,” tegas Aviliani
Aviliani menekankan Pertumbuhan ekonomi sebesar 8% dapat tercapai apabila terjalin kolaborasi antara pemerintah dan sektor swasta melalui peningkatan sektor-sektor ekonomi yang menyerap tenaga kerja dan mampu meningkatkan pendapatan kelas menengah, serta pemberdayaan pelaku UMKM. Untuk itu, Ia menyambut baik Whitepaper yang disusun oleh Kadin Indonesia sebagai langkah strategis untuk menyelaraskan visi ekonomi antara dunia usaha dan pemerintah. “Saya mengapresiasi inisiatif Kadin Indonesia dalam menyusun Whitepaper ini. Dengan advokasi terhadap tantangan sektor swasta dan panduan bagi pemerintah, dokumen ini diharapkan dapat memperkuat sinergi dan membantu mencapai target pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 8%,” ujar Aviliani.
Dalam kesempatan ini, Kadin Indonesia juga mengumumkan tengah menyiapkan Kadinpedia.ai, sebuah platform chatbot AI untuk memudahkan aparatur negara serta pelaku usaha dalam mengakses informasi dan referensi kebijakan. Platform ini memungkinkan pengguna untuk memperoleh jawaban cepat terkait regulasi, tantangan industri, dan inisiatif pembangunan ekonomi, serta melihat contoh best practices dari dalam maupun luar negeri.
Sebagai informasi, kegiatan orientasi yang diselenggarakan BPSDM KementKemendagri) dimulai pada 5 September di Jakarta dan akan berlanjut pada 11-12 September, dengan sesi tambahan hingga November mendatang. kegiatan ini menghadirkan presentasi dari para pakar, diskusi interaktif, dan pembahasan strategi kolaboratif untuk memastikan kebijakan ekonomi dapat diimplementasikan secara efektif di semua level pemerintahan.
***
Tentang Kadin Indonesia
Berdiri pada tahun 1968 dan ditetapkan berdasarkan hukum pada 1987, Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia merupakan organisasi payung bagi seluruh kamar dagang dan serikat bisnis Indonesia, termasuk kamar dagang yang berasal dari luar negeri di Indonesia. Kadin Indonesia bertindak selaku suara sektor swasta dan menjalin hubungan erat dengan pejabat pemerintahan. Misi Kadin Indonesia adalah untuk mendukung perkembangan pertumbuhan ekonomi di Indonesia secara vital, berkelanjutan, dan adil. Jaringan Kadin Indonesia yang mencakup 35 Kadin Provinsi dan 544 cabang distrik mewakili suara seluruh serikat bisnis meliputi semua sektor relevan dari ekonomi Indonesia. Bermitra dengan lembaga pemerintahan kunci, Kadin Indonesia merupakan mitra aktif dalam reformasi bisnis dan ekonomi. Kadin Indonesia adalah titik kontak pertama bagi perusahaan asing dan membuka pintu menuju sektor swasta di Indonesia yang dinamis.