Yogyakarta, 22 April 2024 – Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) bekerja sama dengan International Labor Organization (ILO) menggelar pelatihan Training of Trainers (TOT) on Transitioning to a Green and Blue Economy di Yogyakarta.
Deputi Bidang Sumber Daya dan Kelembagaan Kemenparekraf Diah Martini Paham Dalam sambutannya di INNSide Hotel by Melia, Yogyakarta, Senin (22/4/2024).
Pelatihan yang digelar pada 22 – 26 April 2024 di Yogyakarta ini, bertujuan untuk meningkatkan pemahaman tentang ekonomi hijau dan biru, dan bagaimana mengimplementasikan prinsip ekonomi hijau dan biru dalam sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.
Dalam sambutannya, Deputi Bidang Sumber Daya dan Kelembagaan, Kemenparekraf/ Baparekraf, Diah Martini Paham, mengatakan bahwa Kemenparekraf/ Baparekraf dan ILO telah bekerja sama dalam pengembangan kepariwisataan di Indonesia. Pada tahun 2012, Kementerian Pariwisata dan ILO bekerja sama dalam penyusunan Rencana Strategis Pariwisata Berkelanjutan dan Green Jobs di Indonesia. Di Tahun 2023, Kemenparekraf dan ILO kembali bekerja sama untuk menyelenggarakan workshop Introduction to ILO Training Modules for Community-based Sustainable Coastal Tourism Development secara hybrid yang bertujuan untuk sharing knowledge terkait materi dan mekanisme program community development di desa wisata.
“Kerja sama dalam bidang pemberdayaan masyarakat di desa wisata ini inline dengan pilar productivity, inclusivity dan sustainability yang menjadi nilai-nilai yang ditekankan oleh Sandiaga Salahuddin Uno, Menparekraf/ Kepala Baparekraf dalam pengembangan kepariwisataan Indonesia. Saya harap kerja sama yang telah terjalin dengan baik ini dapat terus berkembang dan merambah ke subsektor ekonomi kreatif,” kata Diah Paham.
Green economy mendukung praktik berkelanjutan, efisiensi sumber daya, dan transisi ke arah sumber-sumber energi terbarukan. Sektor-sektor yang masuk dalam konsep green economy adalah energi terbarukan, pertanian berkelanjutan, eco-tourism dan teknologi hijau. Sedangkan, Blue economy adalah aktivitas ekonomi yang terkait dengan pemanfaatan dan konservasi sumber daya laut. Industri yang terkait adalah pertanian, aquaculture, transportasi laut dan pariwisata bahari.
Lebih lanjut, Diah menjelaskan bahwa konsep ekonomi hijau dan biru dapat mendukung capaian sektor pariwisata. Sampai dengan September 2023, sektor pariwisata menyerap 21,93 juta tenaga kerja dan menyumbang devisa sebesar 10,46 miliar dolar AS. Sedangkan sektor ekonomi kreatif menyumbang nilai tambah sebesar Rp1.050 triliun dan nilai ekspor ekraf sebesar 17.38 miliar dolar AS. Melalui penerapan konsep ekonomi hijau dan biru, Diah optimis Indonesia mampu mewujudkan keberlanjutan ekonomi sekaligus praktik pariwisata yang berkualitas.
“Kerja sama dengan ILO merupakan langkah konkrit Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dalam mewujudkan kebijakan yang mendukung pariwisata berkelanjutan. Kami berharap kerja sama dengan ILO masih terus berlanjut di masa depan. Masih banyak tantangan dalam pengembangan green dan blue economy di Indonesia, seperti pemetaan okupansi green jobs ataupun strategi transisi sektor pariwisata ke arah green and blue economy”
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Pengembangan Sumber Daya Manusia Pariwisata Kemenparekraf/Baparekraf, Ika Kusuma Permana Sari, menyampaikan harapannya terhadap pelaksanaan kegiatan TOT yang merupakan salah satu komitmen Kemenparekraf/Baparekraf dalam menyebarluaskan praktik pariwisata berkelanjutan. Ika berharap prinsip ekonomi hijau dan biru dapat diimplementasikan oleh semua pemangku kepentingan.
“Kami ingin pesan tentang pentingnya ekonomi hijau dan biru dapat tersampaikan secara masif dan diaplikasikan oleh para pemangku kepentingan di sektor pariwisata, mulai dari akademisi, pemerintah/ pemerintah daerah, masyarakat hingga para generasi muda. Kami ingin konsep ekonomi hijau dan biru tidak berhenti di level kebijakan”
Kegiatan TOT on Transitioning to a Green and Blue Economy ini diikuti oleh 30 peserta dari lingkungan Kemenparekaf/Baparekraf, akademisi pariwisata, dan pengelola desa wisata di DIY dan Jawa Tengah.
Hadir dalam pelatihan tersebut perwakilan Kemenparekraf/Baparekraf yaitu Deputi Bidang Sumber Daya dan Kelembagaan, Diah Martini Paham; Direktur Pengembangan Sumber Daya Manusia Pariwisata, Ika Kusuma Permana Sari; dan Adyatama Parekraf Ahli Utama, Nia Niscaya.
Turut hadir perwakilan dari ILO, yaitu Direktur ILO Country Office untuk Indonesia dan Timor-Leste, Simrin Singh, Technical Specialist ILO Bangkok, Eric Roeder; perwakilan dari UNIC (United Nations Information Centre), Miklos Gaspar.