KAB. GARUT (15 April 2024) – Rasa syukur tak henti diucapkan oleh kakek Heri Iriyana (66) dan nenek Nenok Maryani (50), warga Jl. Guntur Kecamatan Garut Kota, Kabupaten Garut, yang tidak menyangka rumahnya didatangi oleh tim dari Kementerian Sosial untuk memberikan bantuan kepada keluarganya. Heri Iriyana dan Nenok Maryani merupakan kakek nenek dari Angga Raka (7) yang harus tinggal bersamanya dikarenakan kedua orang tuanya sudah meninggal dunia.
Kakek Heri Iriyana dan istirnya hidup dalam kondisi keterbatasan ekonomi dan harus merawat cucunya Angga yang menyandang disabilitas fisik cerebral palsy sejak lahir. Angga kesehariannya hanya bisa terbaring di tempat tidur. Kakek dan neneknya bergantian merawat Angga. Untuk keperluan makan dan kebersihan harus dibantu oleh kakek maupun neneknya.
Angga sejak lahir menderita penyakit cerebral palsy dan ditinggal oleh kedua orang tuanya sejak bayi sehingga diasuh oleh kakek neneknya.
“Mendengar kasus tersebut, kami lalu melakukan asesmen kepada Angga Raka dan keluarga kakeknya terlebih dahulu untuk mengetahui kebutuhannya,” kata Angga Prasetia Permana, Perawat Sentra Terpadu Pangudi Luhur Bekasi.
Selain merawat Angga, kakek Heri juga masih mempunyai tanggungan anaknya yang bernama Diva Heriudin yang masih duduk di bangku sekolah.
Angga pernah mendapatkan perawatan terapi untuk penyakit yang dideritanya namun karena tidak memiliki biaya untuk perawatan sehingga tidak pernah dilanjutkan lagi. “Dulu pernah dibawa berobat, tapi karena tidak ada biaya, pengobatan terhenti,” jelas Angga
Sang kakek bekerja sebagai supir angkot tembak yang hanya bekerja tiga hari seminggu dengan penghasilan yang pas-pasan sekitar Rp 100.000 per hari jika dia menyupir. Dengan penghasilan tersebut, dirasa sangat terbatas untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari serta biaya perawatan Angga.
Untuk membantu perekonomian kakek Heri guna memenuhi kebutuhan sehari-hari dan biaya perawatan Angga, Kemensos melalui Sentra Terpadu Pangudi Luhur (STPL) Bekasi memberikan bantuan kewirausahaan berupa usaha jualan makanan dan minuman seperti mie instan, aneka minumam, telur dengan menggunakan gerobak dipinggir jalan dengan nilai bantuan Rp. 3,5 juta
Selain itu, Kemensos juga memberikan kursi roda anak kepada Angga untuk mobilitas Angga sehari-hari meskipun untuk naik ke kursi roda tetap harus digendong terlebih dahulu. Setidaknya bantuan tersebut dapat meringankan beban kakek dan nenek Angga.
Melihat kondisi Angga yang merupakan seorang anak yatim piatu, Kementerian Sosial telah berkoordinasi dengn pihak Desa dan Dinas Sosial Kabupaten Garut untuk memasukan Angga kedalam kartu keluarga kakeknya.
Kemensos bersama Dinas Sosial Kabupaten Garut hingga Kamis (11/4) terus meninjau kesehatan Angga secara berkala dan melakukan monitoring untuk meninjau keberlanjutan usaha yang dikelola oleh kakek Heri.