Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kota Tangerang Selatan (Tangsel) yang diikuti oleh dua pasangan calon, Benyamin Davnie-Pilar Saga Ichsan nomor urut 1 dan Ruhamaben-Shinta Wahyuni Chaerudin nomor urut 2, berpotensi menimpulkan konflik antara kedua pendukung yang bersaing.
Karena itu, Calon Wali Kota Tangsel Benyamin Davnie mengingatkan kepada masyarakat dan pendukungnya untuk menjaga kerukunan di tengah perbedaan pilihan. Berbeda pilihan jangan sampai bertengkar.
“Jangan beda pilihan kita bertengkar, pokoknya kita jangan sampai bertengkar. Alhamdulillah setelah pilpres dan pileg kita bisa guyub lagi,” ujar Benyamin dihadapan warga Ciputat, Kecamatan Ciputat.
Benyamin Davnie bersama Pilar Saga Ichsan sebagai petahana tidak menginginkan pesta demokrasi pemilihan kepala daerah menimbulkan konflik sosial di masyarakat yang berkepanjangan. Ia berharap masyarakat tetap hidup rukun pada pelaksanaan hingga pilkada usai.
Benyamin meminta doa dan dukungan kepada warga agar terpilih kembali sebagai kepala daerah untuk periode kedua bersama Pilar Saga Ichsan.
“Doakan dan dukung saya dan pak Pilar kembali mendapat amanah memimpin Tangsel kembali,” ujarnya Benyamin.
Pada saat kampanye di hadapan ratusan warga Ciputat, Benyamin menyampaikan salah satu program unggulannya di bidang pendidikan, yakni menggratiskan biaya pendidikan untuk warga yang bersekolah di SMP swasta.
“Kami sudah siapkan 5.000 anak sekolah di SMP swasta, biayanya kami tanggung. Udah gak usah mikirin biaya, biayanya biar kami yang tanggung, tinggal pilih mau sekolah di sekolah swasta mana, karena kami sudah bekerjasama dengan 95 SMP swasta se-Tangsel,” ujar Benyamin disambut riuh tepuk tangan warga.
Benyamin menegaskan, program menggratiskan biaya SMP swasta sudah berjalan sejak tahun lalu dan akan terus ditingkatkan kuantitasnya di periode kedua kepemimpinannya kelak.
“Insya Allah program ini akan terus berlanjut dan akan kita tingkatkan serta perluas lagi penerimaannya,” ujar Benyamin.
Benyamin menceritakan juga ihwal tercetusnya program sekolah SMP swasta gratis dilatarbelakangi tingginya kebutuhan masyarakat akan adanya SMP negeri.
Sebagai wali kota, ia berusaha mencari lahan untuk membangun SMP negeri. Sulitnya menemukan lahan yang luas, sekalipun ada lahan luas harganya jauh di atas harga NJOP (nilai jual objek pajak), pembangunan SMP negeri belum bisa terealisasi.
“Sebagai jalan keluar, maka membuat program SMP swasta gratis agar warga yang tidak diterima di SMP negeri tetep dapat mencicipi sekolah gratis layaknya SMP negeri. Siswa pun tetap bersemangat bersekolah, karena sudah tidak ada perbedaan antara SMP negeri dan SMP swasta,” pungkas Benyamin.