BANDUNG BARAT (29 April 2024) — Leni (40) sangat bersyukur, karena berkat program Pahlawan Ekonomi Nusantara (PENA) Kementerian Sosial, usahanya berkembang pesat. Warga Desa Cikadu, Kecamatan Sindangkerta, Kabupaten Bandung Barat ini semula berjualan seblak, yakni makanan khas Jawa Barat berupa kerupuk, baso, makaroni dan potongan ayam yang dimasak menjadi satu.
Semula usaha Leni biasa saja. Omzetnya berkisar Rp 200.000 – Rp 300.000 per hari. Perubahan mulai tampak nyata ketika pada 2023, Leni mendapat bantuan program Pahlawan Ekonomi Nusantara (PENA) Kemensos. Selain mendapat pendampingan usaha, berkat program PENA Leni juga jadi memiliki blender baru, rak piring, kulkas yang sudah diperbaiki dan berbagai perlengkapan usaha lainnya. Saat pendampingan, Leni juga mendapat saran agar toping seblak ditambah supaya lebih variatif sehingga konsumen memiliki banyak pilihan.
Leni menuruti saran tersebut. Toping seblak yang semula dua varian menjadi tujuh varian sehingga seblak jualannya semakin menarik pembeli. Rasanya yang terkenal enak dan harga jual yang terjangkau, yakni Rp 5.000 – Rp 10.000 per porsi seblak, tergantung topingnya, membuat omzet usaha Leni berkembang menjadi rata-rata Rp 600.000 per hari. Jumlah yang lumayan untuk ukuran Desa Cikadu yang terletak sekitar 40 kilometer sebelah selatan pusat Kota Bandung.
Setelah usaha seblaknya berkembang, Leni mulai mengembangkan sayap usahanya dengan berjualan sembako dan ternyata cukup laris. Tak sampai disitu, bersama suaminya Leni juga mulai beternak domba. Tidak butuh waktu lama, usaha domba yang semula satu ekor, kini sudah berkembang menjadi empat ekor. “Keberhasilan ini berkat bantuan PENA. Terima kasih Kemensos. Program PENA terbukti sangat bermanfaat bagi masyarakat,” kata Leni penuh rasa syukur.