Industri otomotif selama ini telah memberikan kontribusi signfikan terhadap pertumbuhan ekonomi nasional. Peranan penting sektor ini turut didukung oleh industri kecil dan menengah (IKM) komponen yang menjadi bagian dari rantai pasok industri otomotif nasional.
Mengenai kinerja industri otomotif di Indonesia, Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO) dan Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) melaporkan, jumlah penjualanwholesaletahun 2024 kendaraan roda empat atau lebih dalam negeri sebanyak 865.723 unit, dan total penjualan kendaraan roda dua dalam negeri tahun 2024 mencapai 6.333.310 unit.
Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) Kementerian Perindustrian Reni Yanita menyampaikan, IKM komponen otomotif tengah menghadapi tantangan dari dampak situasi ekonomi saat ini yang cukup kompleks. Kondisi perekonomian global juga menuntut peningkatan efisiensi dan produktivitas pelaku IKM komponen otomotif, antara lain melalui penguatan teknologi dan digitalisasi.
“IKM komponen otomotif harus memenuhi QCD (Quality,Cost,and Delivery) yang dipersyaratkan. Untuk itu perlu adanya kerja sama dan kolaborasi sehingga pembinaan IKM dapat berjalan sinergi, efektif, dan berkelanjutan,” kata Dirjen IKMA dalam keterangan resminya di Jakarta, Kamis (24/4).
Salah satu kolaborasi yang telah dijalin oleh Kemenperin adalah melaksanakan programAutomotive Industry DevelopmentbersamaJapan International Cooperation Agency(JICA), yang sudah diluncurkan pada 25 Februari 2025. “Tindak lanjut dari kerja sama tersebut diwujudkan dalam bentuk kegiatan FasilitasiMatchmakingantara IKM Komponen Otomotif denganSystem Integratoryang merupakanTech StartupIndonesia,” ungkap Reni.
Prosesmatchmakingtelah dilaksanakan pada periode 25 Februari – 28 Maret 2025 secara daring melaluiplatformStartup for Industry (www.startupforindustry.id), di mana IKM dapat menemukanTech Startupyang dapat memberikan solusi teknologi yang sesuai dengan permasalahan dan kebutuhannya.
Direktur IKM Logam, Mesin, Elektronika dan Alat Angkut, Dini Hanggandari menuturkan,matchmakingini bertujuan untuk mendorong digitalisasi dan otomatisasi yang dapat meningkatkan produktivitas bagi IKM komponen otomotif.
“Melalui prosesmatchmakingtersebut telah dihasilkan delapan pasangan antara delapan IKM komponen otomotif dengan enamstartupteknologi terpilih,” jelas Dini pada acara penandatanganan kontrak antara JICA dengan enamstartuppenyedia teknologi terpilih yang dilaksanakan di Jakarta, pada Selasa (22/4).
Pasangan yang dihasilkan dari prosesmatchmakingtersebut adalah PT. Armeta Kreasi Mandiri dengan PT. Trimitra Nusantara Sakti, PT. Eran Plastindo Utama dengan Ragdalion Technology, PT. Arkha Industries Indonesia dengan PT. Sopwer Teknologi Indonesia, serta PT. Laksana Tekhnik Makmur dengan PT. Sopwer Teknologi Indonesia.
Selanjutnya, PT. FNF Metalindo Utama dengan Ragdalion Technology, PT. Itori Kreasindo Perkasa dengan PT. Stechoq Robotika Indonesia, PT. Sebastian Jaya Metal dengan PT. Takodam Ciptamandiri Nusantara, dan PT. Sugi Jaya Utama dengan PT. MyEco Teknologi Nusantara.
Dini menambahkan, setiapstartupyang terpilih akan melaksanakan proyek implementasi teknologi di IKM komponen otomotif yang dibiayai oleh JICA. “Adapun total anggaran untuk delapan proyek implementasi teknologi tersebut adalah sebesar Rp1,2 miliar rupiah,” imbuhnya.
Dini juga menyampaikan, pihaknya mengapresiasi atas inisiatif dan kolaborasi yang digagas oleh tim JICA, tidak saja hanya fasilitasi dalam bentuk implementasi teknologi kepada IKM komponen otomotif, namun juga dalam hal pemberdayaanstartupbinaan kemenperin sebagai penyedia teknologinya.
“Semoga parastartupmampu memberikan solusi yang terbaik dan para IKM komponen otomotif untuk selanjutnya dapat memanfaatkan dan meneruskan proses digitalisasi di perusahaannya,” ujarnya.
Senior Representative ofJICA IndonesiaOffice, Sato Akira mengatakan, JICA telah menerima lebih dari 20 proposal dalam programmatchmakingini. Hal tersebut mengindikasikan adanya ketertarikan yang tinggi dari para perusahaan yang berpartisipasi.
“Hasil dari survei yang kami lakukan juga menunjukan bahwa mayoritas perusahaan akan ikut berpartisipasi kembali jika ada programmatchmakingyang dilakukan secara online,” jelas Sato.
Sato juga mengemukakan, harapan JICA agar proyek implementasi teknologi tersebut dapat mendorong digitalisasi dan daya saing IKM komponen otomotif, meskipun dijalankan dalam waktu yang singkat, yakni pada bulan April hingga Juli 2025.
“Selain itu, JICA juga berharap akan semakin banyak perusahaan yang dapat memanfaatkanplatformStartup for Industry untukmatchmakingdengan penyedia teknologi berdasarkansuccess storydari proyek implementasi teknologi tahun 2025 yang saat ini sedang berlangsung,” pungkasnya.