Panglima perang pasangan calon kepala daerah Mawardi Yahya – Anita Noeringhati (MataHati), Syahrial Oesman kena semprot warga Musi Banyuasin (Muba) usai mengkritik kepemimpinan lima tahun Herman Deru dan membanggakan kepemimpinan era Alex Noerdin. Zainal Arifin, warga Kecamatan Sekayu menegaskan tidak pantas seorang gubernur yang bersih dianggap lebih buruk daripada gubernur yang ditetapkan sebagai terpidana korupsi.
“Aneh Pak Syahrial ini. Masa kepemimpinan terpidana korupsi Alex Noerdin dianggap lebih baik daripada Herman Deru yang selama memimpin sangat bersih. Bahkan sampai mendapat penghargaan dari KPK karena Herman Deru dinilai serius melakukan pencegahan tindak pidana korupsi,” kata Zainal pada Minggu (28/07/2024).
Zainal meminta Syahrial Oesman untuk lebih fokus sosialisasikan program MataHati saja ke depan ketimbang menjatuhkan Herman Deru yang ujung-ujungnya justru blunder. Terlebih Syahrial sendiri pernah menjadi pesakitan seperti Alex Noerdin karena terjerat kasus korupsi proyek pelabuhan Tanjung Api-api.
“Jelas blunder kalau pak Syahrial mengkritik Herman Deru. Beliau lebih baik ngaca karena juga pernah menjadi tersangka korupsi. Justru sejak Herman Deru lah nama baik Sumsel bisa kembali. Karena pemimpin-pemimpin sebelumnya kerap terjerat kasus korupsi,” ujarnya.
Zainal juga menegaskan segala kritik yang dilontarkan Syahrial Oesman tak berdasar. Memang kata Zainal, Herman Deru tidak membangun infrastruktur yang megah-megah seperti Lintas Rel Terpadu (LRT) era Alex Noerdin. Tapi pembangunan infrastruktur yang dilakukan Herman Deru justru lebih merata dan lebih dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.
“Kami tidak butuh pembangunan megah yang tidak jelas manfaanya hanya menghambur-hamburkan uang. Kami lebih butuh pemerataan pembangunan seperti yang dilakukan paka Deru. Jadi sekali lagi pak Syahrial kurang tepat jika mengkritik di era pak Deru pembangunannya menurun,” pungkasnya.
Sebelumnya, Gubernur Sumsel periode 2003-2008, Syahrial Oesman mengungkapkan adanya penurunan kualitas dalam pembangunan manusia dan infrastruktur dalam lima tahun terakhir.
“Pada masa kepemimpinan Pak Alex Noerdin, kami berhasil membangun bandara dan stadion bertaraf internasional. Namun kini, bandara tampak menurun kelasnya dan GSC terlihat tidak terawat,” kata Syahrial dalam acara diskusi ringan yang berlangsung di Palembang, Sabtu (27/07/2024).